Pemicu dan Konsekuensi Kenaikan Harga Minyak Dunia

Beberapa hari terakhir ini harga minyak dunia kembali merangkak naik menyentuh angka di atas US$50/bbl. Dilansir dari Reiters (15/10/2016), ) harga minyak Brent saat ini sebesar $51,95/bbl dan harga minyak WTI sebesar $50,35/bbl. Apa penyebabnya? OPEC sebagai organisasi negara-negara pengekspor minyak melakukan berbagai upaya agar harga minyak kembali stabil, salah satunya adalah dengan pemangkasan produksi minyak dari suatu negara. Sehingga OPEC mengadakan konferensi luar biasa ke-170 di Algeria pada hari Rabu (28/09). Pada pertemuan itu, OPEC memutuskan untuk mengurangi produksi sekitar 700 ribu barrel per hari dari jumlah produksi awal 33,24 juta bph menjadi 32,5 juta bph. Negara-negara OPEC juga akan mengadakan dialog serius ke negara-negara besar penghasil minyak yang merupakan negara non-OPEC seperti Rusia, Amerika, dan China.

Namun setelah diadakan dialog serius ke beberapa negara besar penghasil minyak tersebut, Amerika dan China tidak menyetujui akan pemangkasan produksi tersebut. Disamping itu, usaha OPEC untuk melakukan dialog kepada Rusia membuahkan hasil. Pada Kongres Energi Dunia, hari Senin (10/10) di Istanbul, Turki, Rusia menyatakan siap untuk ikut melaksanakan usaha pemangkasan produksi minyak yang dicanangkan oleh OPEC dan akan mendesak negara-negara pengekspor minyak lain untuk melakukan hal yang sama. Kini, harga minyak sudah mulai naik, hal ini disebabkan karena Rusia sebagai negara besar penghasil minyak, melakukan pemangkasan terhadap produksi minyaknya.
Dalam keputusan pemangkasan produksi minyak pada tiap negara penghasil minyak di dunia, akan tetap menimbulkan dampak baik positif maupun negatif, berikut hasil penjabaran dampak-dampaknya :

• Dampak Positif
a. Harga minyak dunia merangkak naik (sekarang di atas US$50/bbl).
b. Mulai meyakinkan investor untuk berinvestasi kembali di industri migas apabila harga minyak mulai stabil ( kisaran stabil US$50 – US$60/bbl).
c. Kondisi finansial perusahaan migas mulai stabil atau membaik.
d. Pemasukan perusahaan migas mulai meningkat.
e. Pengembangan lapangan migas mulai aktif kembali.
f. Lowongan kerja di perusahaan migas kembali aktif seiring dengan aktifnya pengembangan lapangan migas.
g. Pendapatan negara Indonesia di sector migas meningkat (melalui harga ekspor minyak yang meningkat).

• Dampak Negatif
a. Harga impor minyak ke Indonesia meningkat.
b. Harga BBM di Indonesia kemungkinan besar akan naik seiring dengan kenaikan harga minyak dunia.
c. Perekonomian di Indonesia akan terhambat akibat naiknya harga BBM.

Dengan langkah yang diambil oleh OPEC dan negara non-OPEC yang setuju akan pemangkasan produksi minyaknya, diharapkan harga minyak dunia terus meningkat sehingga industri migas kembali aktif dan bangkit mengingat dampak positifnya yang lebih dominan dari dampak negatif dalam kebijakan pemangkasan produksi minyak tersebut.

3 Comments Add yours

  1. In Gyi Yoon says:

    Harga minyak susah naiknya walaupun pihak opec menurunkan produksinya, itupun baru rencana menurunkan produksi.. yang jadi masalah ini adalah pihak non opec yang terus menambah produksinya,,, walaupun pihak opec membekukan produksi tetap saja jumlah total produksi sama karena peningkatan produksi pihak non opec, sehingga lama kelamaan pasar bakal diambil oleh pihak non opec dan arab tidak ingin hal itu terjadi,, maka kemungkinan pembekuan produksi tidak akan mengalami persetujuan di pihak opec.. satu satunya cara yg bisa dilakukan adalah menunggu cadangan minyak amerika habis sehingga harga minyak naik lagi, tetapi harus menunggu 50 tahun atau 100 tahun lagi agar habis… CMIIW

    Like

    1. hmpstmupnyk says:

      Iya memang masalah utamanya ada di jumlah produksi negara non opec yang tidak dikontrol terutama dari shale oil Amerika. Semoga saja usaha yang dilakukan OPEC dapat menstabilkan harga minyak dunia agar industri migas ini tetap menjanjikan.

      Like

    2. hmpstmupnyk says:

      sebenarnya ada keadaan dimana harga minyak bisa naik kembali selain habisnya cadangan migas Amerika. Seperti yang telah terjadi di tahun ini, yaitu percobaan kudeta Presiden Recep Tayyip Erdogan pada bulan Juli tahun 2016 yang di duga diperbuat oleh Fethullah Gullen. Harga minyak mentah Brent naik sekitar 1,01 persen menjadi AS$ 48,09 dolar per barel. Sementara Minyak mentah U.S. West Texas Intermediate terakhir naik sekitar 0,72 persen menjadi AS$ 46,28 per barel. Melemahnya nilai tukar Dollar Amerika, meningkatnya permintaan migas di pasaran, meningkatnya pertumbuhan ekonomi China dan masih banyak faktor lainnya menjadikan habisnya cadangan migas shale Amerika bukan menjadi satu-satunya faktor naiknya harga minyak.

      Like

Leave a comment